Target yang
hendak dicapai melalui dasar-dasar pendidikan dan yang juga dirancang oleh
lembaga-lembaga pendidikan adalah menyiapkan generasi yang unggul dan mampu
menghadapi segala persoalan yang dihadapinya. Disamping itu, tujuan lain yang
hendak kita harapkan pada generasi yang akan datang adalah generasi yang
memiliki mental yang kuat dan rasa percaya diri.
Seorang remaja
hendaklah kuat jasmaninya, tidak sakit-sakitan dan lemah. Sebab akal yang sehat
terdapat dalam tubuh yang sehat, gemar berolahraga, memperhatikan kebersihan,
mengikuti petunjuk-petunjuk kesehatan dengan cara menerapkannya pada diri
sendiri.Jauh dari kebiasaan-kebiasaan yang membahayakan fisik maupun akal
seperti narkoba dan minuman keras atau sejenisnya. Secara kejiawaan bebas dari
berbagai problem kejiwaan an menikmati keharmonisan jiwa dan perasaan- perasaan
positif yang lain.
Remaja berada
dalam periode yang banyak mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan
khususnya menyangkut dengan penyesuaian diri terhadap tuntutan lingkungan dan
masyarakat serta orang dewasa. Kematangan hormon seks yang ditandai dengan
datangnya menstruasi bagi remaja putri dan keluarnya mani melalui mimpi basah
pada remaja putra dapat menimbulkan kebingungan dan perasaan cemas, khususnya
apabila mereka belum disiapkan untuk menyikapi peristiwa tersebut secara
positif. Perubahan-perubahan yang dialami tersebut akan berpengaruh terhadap
perkembangan dan hubungan sosial remaja. Para remaja mulai tertarik kepada
lawan jenis, ketertarikan ini disatu sisi dapat menimbulkan konflik dalam diri
mereka karena mungkin muncul perasaan malu, kurang percaya diri dan kebingungan
dalam penyesuaian diri, agar bertingkah laku seperti yang dinginkan orang
dewasa.
Kecenderungan
tingginya gejolek emosi remajaperlu dipahami oleh pendidik khususnya orangtua
dan guru. Untuk itu perlu dihindari hal- hal yang dapat menimbulkan emosi
negati seperti marah, sedih, kecewa, frustasi, cemas dan lainnya.
Banyak
penelitian membuktikan bahwa salah satu penyebab remaja menjadi nakal adalah
karena mengalami gangguan emosi menibulkan rasa tidak aman dan tidak puas
terhadap kehidupan sehari-hari. Selanjutnya dapat timbul kebencian dan
kecemburuan terhadap orang- orang yang lebih beruntung dan bahagia. Akibat dari
semuanya ini sering mereka melakukan tindakan yang merusak dan menyakiti orang
lain.
A.Pengertian Emosi
Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang
mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis
yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani,
takut, marah, haru dan sejenisnya.
Biasanya emosi
muncul dalam bentuk luapan perasaan, dan surut dalam waktu yang singkat.
Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang
merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.
Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling): misalnya
pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan, marah, takut, bahagia,
sedih dan jijik. Emosi juga sering berhubungan dengan ekspresi tingkah laku dan
respon-respon fidiologis.
B.Jenis- Jenis
Emosi
Berasarkan
sebab dan reaksi yang ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1 Emosi yang
berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan dingin,
panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak
dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan
dan tempat dimana individu itu berada.
2 Emosi yang
berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan sebagainya.
Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor kesehatan.
3 Emosi yang
berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan
sejenisnya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor
hubungan dengan orang lain.
C.
Karakteristik Emosi pada Masa Remaja
Remaja memiliki
karakteristik pemunculan emosi yang berbeda bila dibandingkan dengan masa
kanak-kanak maupun dengan orang dewasa. Emosi remaja seringkali meluap-luap
(tinggi) dan emosi negatif mereka lebih mudah muncul. Keadaan ini lebih banyak
disebabkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka dan lingkungan yang
menahalangi terpuaskannya kebutuhan tersebut ( Hurlock, 1980). Luella Cole
(1963) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) jenis emosi yang menonjol pada periode
remaja, yaitu :
1 Emosi marah
Emosi marah
lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan
remaja. Penyebab timbulnya emosi marah pada remaja ialah apabila mereka
direndahkan, dipermalukan, dihina atau dipojokkan dihadapan kawan-kawannya.
Remaja yang sudah cukup matang menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan
berkelahi seperti pada masa kakank-kanak sebelumnya. Kadang-kadang juga remaja
melakukan tindakan kekerasan dalam melampiaskan emosi marah, meskipun mereka
berusaha menekan keinginan untuk bertingkah laku seperti itu. Pada dasarnya
remaja cenderung mengganti emosi kekanak-kanakan mereka dengan cara yang lebih
sopan.
2 Emosi Takut
Ketakutan yang
dialami selama masa remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ketakutan
terhadap masalah atas siakp orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak
didalam keluarga.
b. Ketakutan
terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok sebaya maupun dalam
keluarga.
c. Ketakutan
terhadap masalah penyesuaian pendidikan, atau pilihan pendidikan yang sesaui
dengan kemampuan dan cita- cita.
d. Ketakutan
terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
e. Ketakutan
terhadap masalah-masalah seks.
f. Ketakutan
terhadap ancaman keberadaan diri.
Pada saat akhir
masa remaja dan memasuki perkembangan dewasa awal, ketakutan atau kecemasan
yang baru muncul adalah menyangkut masalah keuangan, pekerjaan, kemunduran
usaha, pendirian/ pandangan politik , kepercayaan/ agama, perkawinan dan
keluarga. Remaja yang sudah matang akan berusaha untuk mengatasi
masalah-masalah yang menimbulkan rasa takutnya
3 Emosi Cinta
Emosi telah ada
pada diri anak semenjak bayi dan terus berkembang hingga dewasa. Sedangkan pada
masa remaja, rasa cinta diarahkan kepada lawan jenis. Pada masa bayi rasa cinta
diarahkan pada orang tua terutama kepada ibu. Pada masa kanak-kanak (3-5 tahun)
rasa cinta diarahkan pada orang tua yang berbeda jenis kelamin, misalnya anak
laki-laki akan jatuh cinta pada ibu dan anak perempuan pada ayah. Pada masa
remaja arah dan objek cinta itu berubah terhadap teman sebaya yang berlawanan
jenis.
Beberapa
situasi yang mendorong remaja putri untuk menyayangi wanita secara berlebihan,
yaitu :
1 Wanita
tersebut dirasakan dapat membantu ,engatasi kesulitan yang dihadapinya.
2 Wanita itu
dapat dijadikan sebagai pengganti ibunya, apabila jauh dari ibunya yang
dijadikan figur atau kehilangan kasih sayang ari ibunya karena perceraian atau
meninggal dunia.
3 Wanita
tersebut dirasakan sangat menyayanginya dan ia berasal dari keluarga yang
menolak dirinya
4 Karena tidak
populer diantara teman pria, merasa sangat malu dan takut kepada teman pria,
atau mempunyai pengalaman yang menyakitkan dengan pria.
Remaja wanita
yang mengalami perkembangan perasaan cinta yang normal adalah jika remaja
mengarahkan rasa cintanya kepada pemuda sesama remaja. Demikian juga dengan
remaja pria yang mempunyai cinta yang normal mengarahkan cintanya pada seorang
gadis.
Pada akhir masa
remaja,mereka memilih satu lawan jenis yang paling disayangi. Perkembangan yang
normal mengenai emosi cinta dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Objek cinta
mula-mula adalah orang dewasa yang sejenis atau berbeda jenis.
b) Kemudian
ojek cinta beralih pada teman sebaya yang sama jenis kelamin, yaitu pada masa
pre remaja.
c) Pada
akhirnya remaja menjadikan teman sebaya sebagai obyek cintanya.
D.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi
Munculnya emosi
negatif pada diri remaja disebabkan oleh berbagai hal, Hurlock (1980) &
Luella Cole(1963) menyimpulkan faktor penyebab yang menimbulkan emosi negatif
pada diri remaja, yaitu:
1. Orang tua
atau guru meperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka
dilecehkan.
2. Apabila
dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis.
3. Terlalu
banyak dirintangi daripada disokong
4. disikapi
secara tidak adil oleh orang tua
5. Merasa
kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua, padahal orang tua mampu.
6. Merasa
disikapi secara otoriter, seperti dituntut patuh, banyak dicela hukum dan
dihina.
Gejala gangguan
emosional pada Remaja antara lain :
1. Depresi atau
sedih yang mendalam, biasanya akibat kesedihan yang tidak mendapat tanggapan
dari orang lain atau tanggapan yang diterimanya justru meningkatkan kesedihan
yang ada. Depresi dapat terjadi akibat kehilangan orang yang sangat dicintai
atau kegagalan yang bertubi-tubi dialami.
2. Mudah
pingsan, karena terlalu sensitif atau perasa, khususnya terhadap sesuatu yang
menakutkan atau menyedihkan.
3. Mudah
tersinggung dan sensitif terhadap orang lain. Misalnya sesuatu yang dilihat,
didengar atau direspon orang lain, ditanggapi secara impulsif.
4. Sering
cemas, karena terlalu banyak memikirkan bahaya atau kegagalan.
5. Sering
Ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu atau bertindak ragu-ragu karena terlalu
banyak pertimbangan.
E. Ciri-ciri
Kematangan Emosi Remaja
Remaja yang
sudah mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri- ciri tingkah lakunya
sebagai berikut :
1. Mandiri
dalam artian emosional yaitu bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang
lain.
2. Mampu
menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Mereka tidak cenderung
menyalahkan diri sendiri ataupun menyalahkan orang lain atas kegagalan yang
dialaminya.
3. Mampu
mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
4. Mampu
mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
F. Ciri-ciri
Ketidakmatangan Emosi
Remaja yang
sudah tidak matang emosinya dapat dilihat dari ciri-ciri tingkah lakunya
sebagai berikut :
1. Cenderung
melihat sisi negatif dari orang lain.
2. Impulsif,
kurang mampu mengendalikan emosi dan mudah emosional.
3. Kurang mampu
menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
4. Kurang mampu
memahami orang lain dan cenderung untuk selalu minta dipahami oleh orang lain.
5. Tidak mau
mengakui kesalahan yang diperbuat dan cenderung menyembunyikannya atau lebih
memilih sikap mekanisme pertahanan diri,
G. Cara-cara
Meredam Emosi Negatif
Emosi negatif
pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif. Beberapa
cara untuk meredamnya itu adalah :
1. Berpikir
positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi
positifnya.
2. Mencoba
belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang
berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan
diri sendiri.
3. Mencoba
menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang
dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
4. Introspeksi
dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri,
mereka dapat merasakannya.
5. Bersabar dan
menjadi pemaaf. Mengahadapi sesuatu dengan sabar dan maaf
6. Mengalihkan
perhatian pada objek yang memicu munculnya emosi.
H. Usaha Untuk
Mengembangkan Emosi Remaja
Agar emosi positif pada diri remaja
dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang dan disikap oleh orang tua
maupun guru. Usaha untuk mengembangkannya adalah :
1. Orang tua
dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person)
dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga
tampilannya tidak meledak-ledak.
2. Adanya
programlatihan beremosi nbaik disekolah maupun didalam keluarga. Misalnya dalam
merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3. Mempelajari
dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan
emosi negatif dan upaya-upaya menggapainya secara lebih baik.
Kesimpulan
Sudah tidak
dapat dipungkiri, bahwa Perkembangan Emosi Remaja dalam tumbuh kembangnya
memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupannya. Karena remaja yang sehat
adalah remaja yang bisa mengontrol emosinya dengan baik.
Dengan adanya
ciri-ciri serta usaha untuk mengembangkan emosi remaja secara tepat,secara
bertahap diharapkan seorang remaja mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai
generasi harapan bangsa.
Untuk itu
hendaknya orang tua, guru dan lingkungan masyarakat harus benar-benar dapat
memahami bagaimana tumbuh kembang remaja termasuk emosinya.
Pembentukan
emosi remaja yang sehat yang bertolak pada pembangunan karakter remaja
hendaklah dilaksanakan selain jalur pendidikan, keluarga dan sekolah juga
dilaksanakan pada lingkungan.
Selain itu
mencipatakan kondisi yang aktual dalam masyarakat hendaklah melalui jalur yang
efektif seperti media masa dan organisasi masyarakat, sosial dan politik.
boleh tau referensinya? terimakasih :)
BalasHapusMantap Bang, terima kasih.
BalasHapusMy blog
sip
BalasHapusMakadih ya bro
BalasHapusBoleh tau referensinya ?
BalasHapusnak tanya bolehkah saya nak temubual awak untuk personal project saya
BalasHapus